Kalau kita membuka mata dan hati, maka akan kita temukan banyak teladan dan pelajaran di sekeliling kita. Seperti kemarin malam, saat saya berangkat ke kantor usai berbuka puasa, di jalan saya temukan seorang gadis kecil yang melenggang dengan tenang menuju masjid. Ini Ramadan, semua orang rindu masjid dan segala hal yang terkait dengannya. Ceramah agama, panasnya udara karena membludaknya jamaah, jajanan aneka macam di luar pekarangan, ribut suara anak-anak berlarian, dan sebagainya. Bahkan ada seorang jamaah yang selalu mencari tumis pensi (sejenis kerang sebesar kuku).
Malam itu, si gadis kecil berjalan bersama temannya. Mukenanya menjuntai hingga ke ujung kaki. Saya bahagia melihat pemandangan ini. Teringat anak sendiri yang juga tadi telah pamit hendak pergi ke masjid. Namun di belakang gadis kecil itu, saya terdiam sejenak, melihat ayah si anak, asyik bermain petasan!
Dunia memang sudah terbalik. Seharusnya orangtua yang memberikan teladan namun yang saya lihat barusan, tidak demikian. Masih banyak kajadian terbalik lainnya di sekeliling kita, kalau saja kita membuka tidak saja mata kita, tapi juga hati.
Hari pertama puasa, teladan saya dapatkan dari seorang penjual ikan di pasar. Setelah memotong ikan yang saya pilih, saya kaget melihat uang di dompet ternyata tak cukup. Tentu saja saya malu. Apakah ikan yang sudah dipotong akan dibatalkan? Sebelum saya mengucapkannya, si penjual berkata, "Kenapa kak? Uangnya hilang? Bawa saja dulu ikannya kak, nanti saja dibayar sisanya," katanya.
Seingat saya, ini kali kedua saya membeli ikan di tempat itu. Tapi ia sudah percaya begitu saja. Maka saya pun berdoa dalam hati, semoga panjang umur dan dapat membayar utang ini secepatnya.
Teladan yang baik, Allah SWT berjanji, akan memberikan keuntungan bagi si pemberi teladan. Selama orang yang mendapatkan teladan terus mengaplikasikannya, maka selama itu pula si pemberi teladan akan mendapatkan pahalanya, meski jasad sudah ditanam di dalam tanah. Sementara orang yang mendapatkan teladan tidak berkurang sedikitpun pahalanya, meski kita juga kebagian.
Ibarat deposito, keuntungan yang dijanjikan Allah SWT bagi mereka yang berbuat kebajikan, sungguh tidak terkira. Bukankah ini lebih hebat dari buatan manusia? Deposito versi manusia, memberikan keuntungan berjangka yang akan hilang bila dana yang kita simpan ditarik kembali. Deposito versi Allah, modal tetap di tangan kita, tapi keuntungannya mengalir terus sepanjang hayat.
Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang engkau dustakan?***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar