Selasa (1/5/2012)lalu, saya diundang meliput acara sertijab di suatu lembaga yang sudah ternama dengan keprofesionalannya. Senang berhubungan dengan orang-orang di lembaga itu, karena mereka tahu cara menghargai orang lain, tetap sopan, ramah, tidak sombong.
Sertijab itu dihadiri banyak relasi lembaga tersebut, termasuk wakil dari pemerintah yang datang dengan seragam
PNS-nya. Jadi dengan cepat dapat dikenali.
Usai acara, kebetulan adzan zuhur berkumandang. Satu demi satu orang-orang dari lembaga itu, bergerak ke satu arah,
masjid.
Orang-orang itu setahu saya adalah bukan orang sembarang. Mereka memimpin ribuan orang di bawahnya. Mereka memegang tampuk kekuasaan pada zamannya. Mereka turut menjadi bagian dari proses pengambilan kebijaka untuk kemajuan negeri ini.
Wajah-wajah mereka tenang, terlihat begitu damai (mungkin ini penilaian subjektif saya saja). Usai berwudu' mereka membentuk shaf-shaf dan bersiap menjalankan ibadah Salat Zuhur berjamaah. Satu dari orang besar itu, diminta menjadi imam.
Dan si PNS yang terhormat itu, pada saat adzan berkumandang dari masjid yang sama, dengan tenang menuju mobil dinasnya. Plat merah. Ditekannya remote control untuk membuka kunci pintu secara otomatis. Suaranya terdengar jelas di
keheningan siang itu, menjelang qamad dikumandangkan muazzin.
Lalu, saat imam melakukan takbiratul ihram diiringi para makmum, si PNS melaju dengan mobilnya entah kemana.
Ya, ketika adzan berkumandang, kita akan melihat, para hamba akan menghadap Tuannya masing-masing...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar