Rabu, 24 Oktober 2012

Film Indonesia Vs Film Asing di Mata Bocah 11 Tahun

Menarik pendapat sulungku Lira, tentang film-film yang dia tonton di televisi. Ia sudah mulai menggunakan logika dan mengkritisi apa yang ditontonnya.

    "Film Indonesia tu jelek. Contohnya sinetron Tutur Tinular, katanya cerita jaman dulu, masa sudah ada kata 'pesawat'? Masa pakai make up setebal itu dan pakai bulu mata palsu juga? Terus, orang yang sama berperan jadi macam-macam. Kemarin dia jadi pasukan, besok jadi patih, besok jadi pedagang di pasar, aahh!"

    Ia membandingkan dengan film-film Korea yang diputar di Indosiar, salah satu yang menjadi favoritnya adalah The Moon that Embraces the Sun. Film itu bersetting Korea di zaman Kerajaan Joseon. Lira melihat bagaimana kostum yang digunakan begitu sopan, menutup aurat, make up yang sangat natural dan jalan cerita yang menarik. Pokoknya sesuai dengan konsep waktu 'jaman dulu' yang mereka gunakan.

    Aku mengancungkan jempol. Setuju dengan pendapatnya. Aku juga berpikir film Indonesia gak jelas konsep waktunya.  Cerita ngelantur kemana-mana. Mengembang kemana-mana, menjalar kemana-mana. Kalau belum tembus 100 episode, jangan harap akan mati tokoh antagonisnya. Bahkan walau sudah mati sekalipun, dengan pertolongan nenek lampir, bisa dihidupkan lagi. Asal iklannya jelas, apa yang tak bisa?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar