Jumat, 18 Februari 2011

Pawai Indah Murid TK Se-Sukajadi Berlangsung Meriah

Sabtu (19/2) pagi, digelar Pawai Indah Murid TK se-Sukajadi sekitar 700 murid, sebagai rangkaian dari Lomba Kreativitas Guru dan Murid se-Kecamatan Sukajadi.
Pawai ini dibuka Kepala UPTD Disdik Sukajadi Drs Ahmad. Saat mengawali pawai di belakang Kantor Gubernur di Jalan Cut Nyak Dien, ia mengatakan, sangat mendukung acara ini dan berharap ini memberikan kenangan indah bagi para murid yang mengikutinya. "Semoga ini juga menambah wawasan anak-anak dan mengasah emosional mereka," katanya.
Sementara itu Ketua Panitia Pelaksana Pawai Ismalina dari TK Tarbiyah Islamiyah yang beralamat di Jalan Kamboja 113 ini, pawai diikuti 14 TK dan sekitar 700 siswa. Tema pawai ini adalah 'Dari sabang Sampai Merauke' yang diimplementasikan para murid dengan pakaian adat daerah-daerah di Indonesia.
Meskipun demikian hampir separuh murid TK Aisyiyah II yang mengikuti pawai ini, memilih pakaian alat negara, seperti polisi, polwan dan tentara. Ada juga yang mengenakan seragam dokter dan perawat. Dikatakan Kepala TK Aisyiyah II Ny Tengku Asmaroni, sepertinya para siswa masih mengidolakan para pembela negara ini, sehingganya hampir separuh peserta pawai dari total 150 anak, memilih mengenakan seragam alat negara.
Diterangkannya, motivasi untuk mengikutkan para siswa dalam kegiatan ini adalah untuk memberikan kesan yang menyenangkan pada anak-anak. "Sekolah di TK itu kan rata-rata hanya satu tahun. Sementara di SD nanti mungkin mereka tidak akan mengikuti pawai lagi, atau jarang ikut. Jadi kami berharap kegiatan ini akan meninggalkan kesan yang indah bagi anak-anak," katanya.
Pawai ini mengambil rute dari Jalan Cut Nyak Dien, terus ke Jalan Jenderal Ahmad Yani, masuk ke Jalan KH Ahmad Dahlan dan berakhir di Mako Brimob yang panjangnya diperkirakan sekitar 4 km. Iring-iringan pawai juga melalui tenda kehormatan di depan Kantor Camat Sukajadi. Terlihat Camat Sukajadi Seniwati yang baru dilantik, melambaikan tangan pada para peserta.
Iring-iringan ini diawali dengan kelompok drum band murid TK. Di belakangnya, berbaris para polisi, perawat, polwan, tentara, pengantin dengan pakaian adat berbagai daerah dan ditutup oleh rombongan orang tua murid.

Heboh
Pawai para murid TK selalulah heboh. Dengan aneka kostum, mereka terlihat lucu. Belum lagi tingkah laku mereka yang polos. Seperti pagi itu, seorang gadis kecil peserta drum band, terus menengok ke pinggir jalan sambil tangan terus menabuh drum seiring irama. Matanya mencari-cari. Rupanya ia kehilangan ibu.
Sementara di pinggir jalan, rombongan ibu-ibu sibuk mengabadikan anak
masing-masing dengan kamera. Ada pula yang memboyong baby sitter ke jalan, sambil
menenteng keperluan si anak. "Sini jalan dekat Bunda, Sayang," kata ibu itu pada polisi kecil yang berjalan di tengah barisan. Maksud si ibu, anaknya pindah ke pinggir. Tapi polisi itu menolak. "Enggak, aku mau di sini," katanya.
Sepanjang jalan, para guru TK sibuk merapikan barisan murid-murid sembari
'merapikan' para orangtua yang sebentar-sebentar turun ke jalan, agar lebih leluasa mengambil gambar, memberi minum, merapikan pakaian anak dan lain sebagainya. Bahkan ada juga orangtua murid yang masuk ke barisan, untuk memberi minum anaknya. Tak pelak, semua aktivitas ini membuat jalan sepanjang rute pawai ini menjadi macet.
Meskipun demikian, secara umum semua berjalan lancar. Tak ada insiden berarti yang terjadi, kecuali beberapa peserta keluar dari barisan sebelum waktunya karena kelelahan. Aparat Kepolisian terlihat mengamankan jalannya pawai.

Tata Pilih Seragam Sendiri



Si Tata, sejak beberapa hari lalu sudah aku pesankan seragam perawat. Awalnya minta seragam dokter, ternyata sudah habis, jadi diganti dengan seragam perawat. Sudah mendapat persetujuan si empunya badan sebenarnya, tapi ternyata sehari sebelum pawai digelar, ia menemui gurunya dan minta diganti dengan seragam Polwan.
Duuh...jadi bulek padek deh! Si papa jadi doyan memotret Tata dengan seragamnya.
Malam sebelum pawai, ia tidur larut sekitar pukul sebelas malam. Untung tidak sulit dibangunkan keesokan harinya. Sebelum pukul setengah delapan, ia sudah siap berangkat dan tak sabar ingin segera bergabung dengan teman-temannya.
Aku dan ibuku ikut serta mendampingi Tata. Sekalian aku bikin liputannya. Pas berbaris dengan para polisi, perawat, tentara dan lainnya, ketahuan si Tata paling sederhana tampilannya. Peserta lain, yang kebagian berpakaian adat, pagi-pagi sudah masuk salon dan tampil di pawai dengan riasan wajah yang aduhai. Untung anak-anak tak kenal minder atau rendah diri. Jadi mereka santai aja.
Aku lihat di Anel juga pakai seragam Polwan. Hm...jangan-jangan....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar