Minggu, 13 Februari 2011

Menelusuri Jejak Para Nabi dan Rasul Melalui Pedang





Warga Pekanbaru selama sebulan sepanjang Februari ini dapat menikmati wisata religi dengan mengunjungi pameran replika peninggalan Nabi Muhammad SAW yang dibawa dari Musium Topkapi, Istambul, Turki.
Pameran ini berlangsung di Anjung Seni Idrus Tintin (Purna MTQ), Pekanbaru, dimulai sejak 12 Februari lalu dan akan berakhir pada 12 Maret mendatang. Pameran digelar sejak pukul 09.00-21.00 setiap hari, termasuk Minggu. Kemarin (13/2) sore,
cukup banyak juga pengunjung yang datang ke pameran itu dan umumnya berkelompok, mulai dari anak-anak hingga orang lanjut usia. Melihat mayoritas warga Pekanbaru adalah muslim, tidak heran bila minat mereka mendatangi pameran ini cukup tinggi.
Harga tiket cukup terjangkau, yaitu Rp20 ribu untuk umum dan RP15 ribu untuk siswa. Begitu memasuki gedung, pengunjung digiring dulu untuk menyaksikan tayangan tentang sejarah benda-benda suci peninggalan Nabi yang akan dipamerkan itu. Tayangan itu berlangsung selama lebih kurang 10 menit, mengulas tentang aneka koleksi Musium Topkapi, Istambul, Turki, yang berkaitan dengan peninggalan Nabi Muhammad SAW.
Setelah itu, pengunjung dipersilakan naik ke tingkat dua gedung itu dan memasuki arena pameran. Di pintu masuk, petugas akan memeriksa tiket, lalu pemandu pameran akan menerangkan segala hal terkait sejarah benda-benda yang dipamerkan itu. Di sisi kanan pintu masuk dipajang replika sendal sebelah kanan milik Nabi Muhammad SAW yang berukuran cukup besar untuk kaki orang Indonesia. Sendal itu aslinya terbuat dari kulit unta dan digunakan Nabi untuk sehari-hari. Di sisi kiri pintu masuk, terdapat replika jejak kaki Nabi yang konon sengaja dibuat Allah SWT tercetak di batu, saat Nabi naik ke langit ke tujuh dari Masjidil Aqsa di Palestina, dalam
peristiwa Isra' Mi'raj.
Masuk ke dalam, terdapat tongkat Nabi berukuran sekitar 113 cm. Tongkat itu terbuat dari kayu dan bentuknya tidak lurus, tapi agak berliku-liku. Konon tongkat ini digunakan Nabi untuk menopang dirinya saat usianya semakin tua. Ada pula sepasang busur panah dalam kotak kaca yang disebut merupakan pemberian dari seorang sahabat nabi dari negeri Cina. Anak panahnya terbuat dari bambu sedangkan busurnya terbuat dari kayu pinus. Konon kedua benda itu tak pernah digunakan Nabi saat berperang, melainkan hanya dipajang di rumah sebagai bentuk penghormatan kepada sahabatnya.
Terdapat pula beberapa replika pedang seperti Ar Rasub sepanjang 140 cm. Dian Yudinda, pemandu pameran, mengatakan, ada pula pedang Al Qadib, yang digunakan Nabi untuk perjalanan dan bukan untuk berperang. Pedang Al Ma'thur merupakan pedang kebesaran karena diturunkan dari ayah Nabi. Pedang itu dilapisi dengan emas dan dihiasi dengan batu biru. Pedang itu konon telah dimiliki Nabi sejak sebelum menerima wahyu.
Sedangkan Pedang Al Qadib merupakan satu-satunya pedang milik Nabi yang berukir kalimat syahadat. Pedang itu tak pernah dipakai untuk berperang dan hanya dipajang sebagai simbol kehormatan dan kebesaran. Belakangan, pedang itu menjadi
simbol kekhalifahan.
Ada pula replika tongkat Nabi Musa yang aslinya dulu pernah berubah menjadi ular dan dapat membelah Laut Merah saat Nabi Musa dan pengikutnya dikejar-kejar oleh Firaun. Tongkat aslinya terbuat dari pohon kaukat atau pukkaha dan panjangnya hampir 2 meter. Sementara Pedang Al Battar merupakan pedang hasil rampasan perang dari seorang raja yang sangat zalim. Nabi Daud AS merampasnya dari sang raja, lalu diturunkan kepada nabi-nabi sesudahnya, hingga sampai kepada Nabi Muhammad SAW. "Pedang ini disebut juga Pedang Para Nabi," jelas Dian.

Bermanfaat
Salah seorang pengunjung, Hj Maya, mengatakan, wisata religi seperti ini sangat bermanfaat tidak saja bagi dirinya yang sudah tua, melainkan juga bagi generasi muda. Sore itu Hj Maya datang bersama suami dan cucunya, menyaksikan tayangan tentang sejarah peninggalan Nabi dan menyaksikan aneka pedang dan tongkat Nabi.
Ia juga menyempatkan diri membeli VCD tentang peninggalan Nabi dan Rasul yang dijual seharga Rp30 ribu dengan durasi film 1,5 jam. Hj Maya sengaja membeli dua keping VCD untuk dibagi pada cucu-cucunya yang tak sempat datang.
Sedangkan Permata (5), siswi TK Aisyiyah II, Pekanbaru, mengaku sedih melihat sendal Nabi yang sudah usang. Permata dan kakaknya Lira (9), datang bersama orangtua mereka ke arena pameran itu. "Banyak pelajaran sejarah yang saya pelajari di sana. Sekarang saya tahu, ternyata firaun itu banyak, ada 310 orang," kata Lira. Ia juga mengaku terkesan dengan pameran itu dan berharap teman-teman sekelasnya juga mengunjunginya untuk menambah pengetahuan. []

2 komentar:

  1. Assalamu Alaikum

    Saya Muhammad Arsyad, Terima kasih Infonya. Ni saya mau ke gedung idrus tintin nak melihat pameran jejak nabi tu.
    Kunjungi Juga Blog saya ya : retehku.blogspot.com

    Makasih
    Wassalamu Alaikum

    BalasHapus
  2. terima kasih M Arsyad...maaf baru bisa membalas komentnya, karena beberapa hari ini entah mengapa tidak bisa memuat koment... saya sudah kunjungi blogmu, ya bagus juga dan bermanfaat...

    BalasHapus