Minggu, 17 April 2011

PT CPI Berpartisipasi di RIEX 2011


Teknologi Kunci Pengembangan Energi Masa Depan


Seorang karyawan PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) tengah menerangkan tentang cara kerja perusahaan minyak itu kepada puluhan mahasiswa Universitas Lancang Kuning (Unilak), Kamis (14/4/2011) di arena RIEC 2011, Labersa Hotel, Siak Hulu, Pekanbaru. foto oleh humas CPI.

Pekanbaru-PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) membuka stand di Riau International Energy Expo (RIEX) 2011 sebagai wujud partisipasi dalam acara ini.
Saat dikunjungi di Hotel Labersa, Siak Hulu, Kampar Kiri, Kamis (14/4), terlihat serombongan mahasiswa Universitas Lancang Kuning (Unilak) tengah mendengarkan keterangan dari Petroleum Engineer CPI Helda Martinella serta beberapa staf CPI lainnya. Sebuah touch screen (layar sentuh) berukuran sekitar 3,2 x 1,8 m, yang didatangkan langsung dari Amerika,terlihat menempel di dinding. Touch screen itu berisi segala informasi tentang wilayahoperasional Chevron di berbagai belahan dunia. Para mahasiswa itu bergerombol di sana untukmendengarkan keterangan tentang proses ekplorasi dan eksploitasi minyak bumi.
Dikatakan oleh Manajer Komunikasi CPI Hanafi Kadir melalui Okta Fandi, teknologi akan menjadi faktor utama dalam pengembangan sektor minyak dan gas di Riau ke depan.
Seiring kondisi lapangan yang semakin tua, terobosan teknologi sangat dibutuhkan dalammembantu optimalisasi jumlah minyak yantg dapat diangkat ke permukaan bumi. Hal tersebutsecara otomatis turut memperpanjang usia produksi lapangan, sehingga aktivitas migas dapatlebih lama lagi berkontribusi terhadap perekonomian Riau.
"Saat ini sekitar 80 persen lapangan minyak di Riau merupakan lapangan tua. Teknologi akan sangat berperan untuk menjadikan lapangan minyak ini dapat terus memberikanhasil yang optimal," kata Okta.
Faktor penting itulah yang ditampilkan Chevron di arena RIEC 2011. Chevron juga tengah mengujicobakan alternatif teknologi lainnya, yaitu surfactant, untuk optimalisasi recovery diLapangan Minas. Sementara di Kalimantan Timur, Chevron menjadi pionir dalam pengembangan proyek migas lepas pantai yang akan menjadi proyek paling dalam (ultra deep water) di Indonesia.
"Kedalamannya sekitar 2-3 km di bawah permukaan laut. Kalau sudah kedalaman seperti itu, bukan manusia lagi yang bekerja, tapi main remote aja," terus Okta pula.
Selain topik teknologi, anjungan Chevron juga menampilkan tentang keselamatan, keunggulan operasi dan kontribusi terhadap perkembangan daerah. Keberadaan Chevron selama lebih dari 85 tahun bermitra dengan pemerintah dan masyarakat Riau juga ditampilkan dalam pameran itu.
Chevron juga berbagai pengalaman terkait posisinya sebagai penghasil energi panas bumi (geothermal) terbesar di dunia. Sr VP Chevron Geothermal Isikeli Taureka, kemarin menjadi salah satu pembicara dalam sesi diskusi panel. Geothermal merupakan sumber energi bersih yang dapat menjadi sumber energi alternatif di Indonesia yang memiliki potensi panas bumi terbesar di dunia, sekitar 27.000 mw.
Presiden Direktur PT CPI Abdul Hamid Batubara, saat menjadi salah seorang keynote speaker dalam acara pembukaan RIEC 2011, Selasa (12/4), mengatakan, kebutuhan energi dunia meningkat 40 persen hingga 2030. Hal tersebut tentu harus diantisipasi karena energi merupakan kunci pendorong pertumbuhan ekonomi dan kualitas hidup manusia.
"Setidaknya ada tiga hal yang turut berkontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan energi masa depan, yakni sinergi, penerapan berbagai terobosan teknologi dan kemitraan. (yan)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar