Minggu, 24 April 2011

Serunya Mencari Jembatan Perawang

Bengkalis Journey Part 1


Setelah bertahun-tahun 'mengendalikan' Bengkalis, akhirnya Sabtu-Minggu (23-24 April 2011) kemarin saya berkesempatan juga menginjakkan kaki di pulau itu. Eit, jangan salah sangka dulu, 'mengendalikan' itu hanya sebatas berita-berita yang masuk dari kabupaten itu di koran tempat saya bekerja sebelum pindah ke Harian Riau Times.
Sabtu pagi sekitar pukul 9.30, Mas Eko Manajer Personalia Riau Times bersama Adita Warman, Manajer Produksi, datang menjemput. Hebat gak tuh, dua manajer sekaligus menjemput aku! Ck ck ck... (mulai narsis)
Setelah jemput sana sini, akhirnya terkumpullah tujuh anggota rombongan Bengkalis Journey itu. Terdiri dari Pak Gatot Bibiono (Pemimpin Redaksi Riau Times), Eko Susilo, Adita Warman, Hasan Basril (Redaktur Pelaksana), Haspian Tehe (Koordinator Liputan), saya dan Dona Rahayu (reporter).
Perjalanan start sekitar pukul sebelas pagi. Kami langsung tancap gas menuju sebuah minimarket di daerah Rumbai, tepatnya di depan PCR, buat beli air mineral dan kacang, hehehe...
Ini memang judulnya wisata kuliner. Jadi belum apa-apa, makanan sudah distok. Lalu mobil melaju menuju Perawang. Dona di jok belakang belum apa-apa sudah asyik dengan rutinitasnya kalau melakukan perjalanan jauh: TIDUR. Mas Eko tak lupa mengabadikan wajah Dona saat merem.

Bertemu Syarwan Hamid
Kami makan siang di RM Lembah Anai, Perawang (Lembah Alay, kata si Bos). Kami menjatuhkan pilihan ke restoran masakan Padang ini karena iklannya yang sangat menggoda di depan etalase, SEDIA GULAI GAJEBOH. Mantaap... itu para lelaki prikitiw pada kegirangan karena punya alasan meningkatkan kolesterol tanpa takut dimarahi istri. Uhui...
Manajer Produksi kami yang kalem, Adit, tetap konsisten tidak makan lemak dan memilih menu ayam. Hingga kami pulang dari Bengkalis pun, Adit tetap konsisten. Sampai-sampai Pak Gatot meledek dia, "Makan ayam terus, nanti kamu kayak ayam lo!", dibumbui dengan pelototan mata yang dibalas Adit dengan senyum mesra. Tapi ia tak gentar. Sekali ayam tetap ayam!
Tentu beda dengan aku, berpantang makan ayam di tempat yang menyediakan seafood segar bebas formalin. Ih, udang goreng cabenya terasa gurih, beda dengan udang yang kita beli di pasar di Pekanbaru, yang rata-rata sudah keluar dari lemari pendingin. Aku sikat deh!
Kami bertemu Syarwan Hamid, mantan Menteri. Beliau baru kembali dari Siak, menghadiri haul Sultan Syarif Kasim II. Pak Gatot sempat berbincang-bincang dengan Pak Syarwan. Letjend ini mengaku kecewa dengan pembangunan di Riau yang menurutnya sebagian tidak efektif. Ia mencontohkan Perpustakaan Soeman Hs yang bertiang besar-besar itu.
"Lebih mahal tiangnya daripada bangunannya. Nanti pas PON ada lomba panjat tebing, panjat aja tiang itu," katanya.
Setelah foto-foto beberapa jepret, kami melanjutkan perjalanan. Kami ingin mencoba jembatan baru di Perawang. Tapi tak ada satupun dari anggota rombongan ini yang pernah ke sana sebelumnya. Jadilah kami tiap sebentar turun dari mobil, tanya sana-sini. Terima kasih untuk Bang Haspian Tehe atas dedikasinya menanyai setiap orang yang ditemui di simpang jalan, untuk menanyakan dimana letak jembatan itu tepatnya. Kalau tak ada Beliau ini, mungkin kami sekarang sudah nyasar sampai ke Malaka!
Setelah melewati jalan tanah yang lumayan jelek, dan beberapa kali turun dari mobil untuk menginterogasi penduduk setempat, akhirnya kami menemukan juga jembatan itu. Ironisnya, kami tak tahu bahwa tak jauh dari jalan tanah itu, ada jalan mulus beraspal yang langsung menuju jembatan itu. Allamaaaakkk!!!
Besok sambung lagi ya! Sudah pukul setengah dua belas malam nih! (Minggu (24/4/2011)

1 komentar: